• Kontrol tiroid 6 bulan pasca Ablasi

    26 Januari 2016
    Pukul 07.00 WIB, sudah termasuk kategori kesiangan untuk ukuran hari senin berburu nomor antrian  di ruang registrasi rumah sakit hasan sadikin Bandung. Akhirnya dapat antrian 37. Tidak buruk. Oia, bulan ini saya belum menggunakan layanan BPJS karena masih menggunakan fasilitas kontraktor (menggunakan layanan kesehatan dari tempat ayah saya bekerja). Jadi antriannya pun kalau di Rumah sakit Hasan Sadikin ambil di mesin antrian tiga, yang melayani klinik khusus, kontraktor dan umum sedangkan jika kita menggunakan bpjs antrian bisa diambil di mesin pertama dan kedua. Biasanya kalau hari senin macam ini, jam 07.00 antriannya bisa-bisa sudah antrian ke 500-an. Jadi bersiap siagalah.
    Setelah selesai dari tempat registrasi, berkasnya difotokopi dua kali kemudian dimasukkan ke bagian registrasi gedung kedokteran nuklir. Hari ini, tepat 6 bulan setelah terapi nuklir (penghilangan sisa-sisa akar kanker) dilakukan. Berarti bulan ini waktunya periksa kesehatan badan. Untuk melihat seberapa habiskah sisa-sisa kanker itu. Oiya yang penting diingat adalah untuk para pejuang kanker ada yang namanya grace period. Grace period  yang saya pahami adalah fase 5 tahun pasca pengobatan. Kalau fase pemeriksaan tubuh selama 5 tahun itu baik terus menerus maka insyaAllah kecil kemungkinan tumbuh dan berkembangnya kembali bibit-bibit kanker. Kalau menurut Dr. Erwin Affandi spesialis kedokteran nuklir yang menangani saya, pemeriksaan pasca pengobatan harus dilakukan secara rutin yakni 4 kali per 6 bulan (2 tahun) jika dalam kurun waktu tersebut hasilnya terus membaik makan pemeriksaan selanjutnya dilakukan satu tahun sekali selama 3 tahun setelah itu jika hasilnya baik terus menerus maka pemeriksaan atau penyesuaian dosis bisa dilakukan seperlunya pasien. Tentunya fase itu tidak dilewatkan dengan pola hidup yang sembarangan. Jadi harus mengubah pola hidup dengan pola yang sehat.

    Setelah semua persyaratan pendaftaran selesai, saya menuju ke gedung kedokteran nuklir untuk kontrol 6 bulanan. Oiya, sebelum kontrol biasakan sudah melakukan cek darah wajib beberapa hari sebelumnya sebagai bahan evaluasi dokter terhadap kondisi tiroid. Apa saja yang perlu disiapkan? diantaranya TSH Sensitif, Thyroglobulin dan Anti-Thyroglobulin Antibodi atau biasa disingkat Tshs, Tg dan Ata. Kalau TSH sensitif keluar hasilnya bisa sehari kalau cek di laboratorium klinik swasta, sedangkan periksa di Rumah sakit umum keluar hasilnya 3 hari. Nah kalau Tg dan Ata ini lebih lama keluar hasilnya. Kalau di laboratorium klinik swasta itu keluar hasilnya 4 harian sedangkan di rumah sakit umum bisa 2 minggu. Luar biasa memang. Jadi, lebih bersiap saja. Satu lagi, sebelum tes Tg dan Ata pastikan sudah puasa thyrax selama 1 bulan untuk mengecek kondisi tiroid tanpa adanya thyrax, serta salah satu cara mengecek adanya perkembangan kanker atau tidak -correct me if i'm wrong-. Oiya saya sebelumnya sudah puasa sejak awal desember kemudian cek lab awal januari.

    Setelah menunggu 3 jam fyuuuh, finally namaku dipanggil juga dan langsung menghadap ke Dr. Erwin. Disambut dengan senyum dan sapaan khasnya. Aku menunjukkan hasil cek lab saya Tshs = 25 , Tg = 0, Ata = 0,8. Bagus! "Kata dokter dengan mengagetkan. Hahahaha Alhamdulillah, kemudian dokter meraba leher saya untuk mengecek ada tidaknya benjolan kembali. Alhamdulillah tidak ada. Saya, ingin lihat dalam lehernya, saya kasih kamu rujukan untuk USG leher dan USG tiroid ya, kontrol ya bulan depan. Semoga hasilnya baik baik baik terus insyaAllah. Be nice!

    Baca juga: Ultrasonografi leher fiksasi check up tiroid

    Baca juga : kontrol tiroid 6 bulanan ke 2

    To be continued....




    Salam,

    Senja Januari


  • You might also like

    6 komentar:

    1. Sangat tertarik dengan postinganx, karna minggu depan saya akan menemani Ibu saya untuk mengecek/mendaftar pada terapi nuklir di RS.Hasan Sadikin Bandung..karna pengalaman baru pertama kali jadi serba bingung untuk nyari tau prosesnya dsna bgmn. Apakah terapinya harus nginap atau bgmn yaa? Karna kalo hrs nginap pasti nyari lg tmpat penginapan karna kami dari Palu (Sul-Teng)..kalo bisa bagi donk pengalamanx ketika pertama kali menjalani terapinya..terima kasih

      BalasHapus
      Balasan
      1. Salam mbak jelina, maaf baru dibalas. pengalaman terapi saya ada di postingan awal di blog ini mbak. Tentunya, penanganan setiap pasien dengan gangguan tiroidnya masing-masing berbeda-beda tergantung jenis dan seberapa parahnya kondisi pasien. Oiya di sekitar RSHS banyak penginapan murah/ rumah singgah sementara untuk pasien. Untuk pertanyaan seputar tiroid secara pribadi boleh mbak kalau berkenan bisa kontak saya ke 0857-2355-3385. Salam kenal :)

        Hapus
    2. Senang sekali bisa berkunjung ke blog mba Ria :) mba aku mau tanya, kakaku 5 bulan yang lalu habis ablasi tiroid, dan selama 5 bulan ini setiap buang air kecil keluar kotoran berwarna merah, tapi bukan darah. Apakah mba Ria juga mengalami hal yang sama atau tidak? Ditunggu jawabannya mba, terimakasih :)

      BalasHapus
      Balasan
      1. Salam kenal mbak intan, terimakasih sudah mau berkunjung. Mbak kemarin dosis ablasinya berapa cc? Kalau ablasi kecil biasanya ada kontrol 3 bulan setelahnya. Kalau kayak saya karena kemarin ablasi dengan dosis besar check upnya per 6 bulan sekali. Saya tidak mengalami gejala seperti yang kakak mbak alami soalnya. Lebih baik konsultasikan ke dokter saja mbak. Untuk tanya yang lain supaya fast respond silakan hub saya via 0857-2355-3385 tks

        Hapus
    3. Hai mba, suami saya seminggu lagi operasi pengangkatan tyroid. Apakah untuk terapi nuklir ini bisa menggunakan bpjs?

      BalasHapus
      Balasan
      1. Hai mba nadya, bisa silakan saja diurus rujukannya. Terapi nuklir (ablasi) seluruhnya dicover bpjs oleh rumah sakit2 yang sudah bekerja sama dgn bpjs

        Hapus

Diberdayakan oleh Blogger.

Cari Apa?