• Secawan kisah dibalik ruang isolasi nuklir (2)

    Pagi hari
    Ruang isolasi hari ke-2
    Selasa, 7 Juli 2015, Ramadhan 1436 H

    Pagi Susu coklat, telur rebus dan roti tawar isi selai strawberry (Sarapan setiap pagi di ruang rawat inap isolasi RSHS) :) Tulisan ini juga diselesaikan sambil menghabiskan sebotol air mineral ukuran 1500 liter. Ya, 1500 liter untuk ketiga kalinya. 
    Yap, harus habis pagi ini. Harus banyak penyakit yang harus ia bawa keluar dari tubuhku. Rasanya? Ah cobalah bayangkan menahan rasa tidak nyaman akibat iodine radioaktif yang aku minum kemarin sore, mual dan langu. Tapi aku harus banyak makan dan minum untuk membuang penyakit-penyakit yang ditangkap iodine radioaktif itu serta paparan radiasi di tubuhku cepat berkurang dan aku diperbolehkan segera pulang.


    Ini sudah botol ketigaku, semangat! Setengah botol lagi.
    Ibuku baru saja datang membawakan makanan kesukaanku. Banyak makan katanya. Jadi dia membawakanku emping jagung pedas, kentang pedas, kerupuk pedas, anggur, strawberry, jeruk, nata de coco strawberry, dan pastinya rendang. Hmmm
    Iyah, disini bebas kok mau makan apa kecuali seafood atau makan makanan ber-iodium tinggi. Daripada pusing mual-mual makan makanan yang disediakan rumah sakit (kurang bumbu sesuai pertimbangan ahli gizi) lebih baik minta tolong orang rumah untuk mengantarkan makanan yang kita suka. Dibalik kiriman makanan dari rumah, ada cinta yang rupanya diam-diam terbaca, ada doa yang diam-diam diulang-ulang tiap malam oleh mereka.

    Ada semangat dibalik pertanyaan “Rianti, Kamu sudah minum  air berapa liter pagi ini?”. Yiah sudah hari kedua dokter selalu salah memanggil namaku. Rianti. Mungkin terlalu ribet memanggil Rianita. Tapi aku bahagia banyak orang peduli padaku. Kamu harus semangat sehat. Kesembuhan Allah yang punya. Mintalah umurmu diberkahkan-Nya. Semangat seolah bertambah ketika pertanyaan itu kembali dipertanyakan. Ya, intinya mereka ingin aku juga semangat. Semangat untuk mengalahkan ego. Semangat mengalahkan diri sendiri. Semangat segera memulihkan kesehatan.

    Ada doa di tiap pertanyaan cemas orang-orang yang mencium gerak gerikku di-isolasi nuklir kemarin. Tadi pagi banyak sekali BBM (Blackberry messenger) dari rekan yang tampak khawatir membaca statusku. “Kamu sakit lagi ka?” “Teteh dirawat lagi?” dan masih banyak pertanyaan serupa yang terulang. Aku jawab saja, “ Tidak, aku hanya harus banyak makan dan minum saja terapi pasca operasi kemarin”. Ternyata jawaban macam ini cukup melegakan mereka. Terima kasih sudah percaya. Terima kasih karena sudah banyak mendoa banyak-banyak untukku.


    Terima kasih atas prasangka baik. Doa yang tak tereja namun sampai pada-Nya

    Di Ruang isolasi nuklir RS. Hasan Sadikin (Hari kedua)

    Salam,

    Senja Januari


  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Cari Apa?