• Secawan kisah dibalik ruang isolasi nuklir (3)

    Pagi Ruang Isolasi Nuklir RSHS
    Hari ke 3
    8 Juli 2015, (Masih) Ramadhan 1436 H



    "Ibu sudah botol ke-6 ini, udah habis berapa botol neng?" Tanya bu nonong dengan cerianya padaku pagi ini. Semoga saja kita berdua di scanning hari ini dan diperbolehkan pulang, lanjut bu nonong dengan cerianya. 
    Di saat yang sama aku membalas senyum dan masih berjuang menghabiskan botol kelima ku. Huh haahhh, mual eneg. Tapi aku harus berhasil mengalahkan diriku. Sambil menutup botol besar ukuran 1500 liter itu aku buru-buru meng-amin-kan doa ibu.

    Tiba-tiba ada panggilan dari luar. "RIANITA." panggil dokter yang memintaku keluar. Aku diminta berdiri 2 meter darinya. "Sudah minum berapa botol pagi ini?" Sudah mandi belum? sudah buang air belum? ada keluhan apa?" tanya dokter dengan perlahan. Aku menjawab satu persatu pertanyaan dokter ber-rompi anti radiasi itu dengan riangnya karena dokter membawa alat ukur radiasi. "yeayyyy, semoga saja paparan radiasi tubuhku sudah dibawah 2 agar bisa discanning kemudian diperbolehkan pulang." gumamku dalam hati.

    Tak lama kemudian, petugas pengukur radiasi mengarahkan alat ukur itu pada tubuhku ke atas bawah atas bawah berulang-ulang dengan jarak 1 meter. Wajah dokter mengernyit. "Kok radiasi kamu masih tinggi?" tanya dokter. Tetiba hati luluh lantah rasanya. Paparan radiasiku masih 2,9. Orang yang hendak berinteraksi denganku secara langsung maksimal hanya 30 menit. Mukaku mendadak sendu. Lalu dokter hanya berpesan "Banyak makan sama minum ya, buang air sering-sering.". "Iya, dok" jawabku lesu.

    Aku masuk ruang inap dan terduduk sedih. Beberapa saat kemudian aku mendengar bu nonong masuk kegirangan karena radiasinya sudah 1,7. "Ibu hebat" teriakku memujinya. Bu nonong langsung dipanggil untuk scanning tiroidnya, pertanda ia akan segera pulang. Aku terdiam di kasur sendiri pagi itu. Kemudian jalan tergopoh menyeret sandal sekenanya ke kamar mandi mengambil air wudhu. Lebih baik aku menenangkan diri dan segera shalat dhuha. Setelah shalat, sambil menonton tv aku meminum sebanyak-banyaknya air. Aku harus berjuang. berjuang melawan diri sendiri minimal. 

    Pukul 10.00 tiba-tiba namaku dipanggil lagi dari luar. Dengan berjalan lesu aku menengok setengah ke luar. Ternyata petugas scanning. Yeaaayyy, "Kamu bawa air minum segera ke ruang scanning ya" katanya. Dengan ceria aku lantas menuju basement tempat scanning dilakukan.

    Akhirnya scanning 30 menit itu selesai juga dan petugas memintaku segera masuk ke ruangan lagi. "Kamu makan dan minum yang banyak ya, besok pagi setelah mandi kamu dicek lagi paparan radiasinya. Semoga besok bisa pulang." pesan dokter menutup siang yang mendebarkan.


    Benar, semua jawaban Allah atas doa kita  itu "Ya" semua :
    Ya, saat ini kuberikan
          Ya, tunggu aku ingin lihat usahamu dulu
                 Ya, Tidak dengan ini, aku punya yang lebih baik dari ini

    Dan, YA. Kamu sembuh. Belum sekarang tapi besok :)



  • You might also like

    6 komentar:

    1. Rianita....semangat yaaa......
      saya juga thyroid cancer survivor....kelenjar tiroid sy sdh diangkat thn 2012 yg lalu...sdh pernah juga menjalani ablasi....
      alhamdulillah smp saat ini sy baik2 saja.....

      salam,
      Tita

      BalasHapus
      Balasan
      1. Mbak titaaaaa :) waktu itu di ablasi dimanakah mbak? Bagaimana keadaannya sekarang? Saat ini saya lagi belajar pola hidup sehat mbak. Untuk mengurangi resiko berkembangnya bibit cancer. Semoga semakin sehat yaaa :)

        Hapus
    2. Hi Rianita, makasih buat ulasan kamu. Sangat memotivasi dan menginspirasi. Ibu ku juga mengalami hal yang sama dan dianjurkan untuk menjalani terapi radioaktif. Gimana kabar mu skrg? I hope everything is fine.

      BalasHapus
      Balasan
      1. Hai ica salam kenal ya, terima kasih sudah membaca. Check up 6 bulan pasca terapi radioaktif hasil darahnya baik, saat ini tinggal menunggu hasil USG tiroid. Semoga sisa kanker ya bersih. Salam untuk ibumu ya semoga senantiasa diberi kesehatan yang berlimpah. Kuat kuat kuat pasti bisa sembuh :)

        Hapus
    3. kak. saya mau tanya. untuk biaya ablasi iodium radioaktif berapa ya?

      BalasHapus
      Balasan
      1. Dear mbak/mas, harga ablasi tergantung dosis RAI 131 yang diberikan ke pasien. Untuk beberapa kasus hanya butuh 30 millicurries tapi kalau kayak saya kemarin sampai 100 millicuries makanya perlu di isolasi (rawat inap)

        Hapus

Diberdayakan oleh Blogger.

Cari Apa?