Setelah lama libur lebaran dan
libur nulis hehe akhirnya nulis lagi juga. Oiya sebelumnya riska mau
review kalau riska ini diagnosanya bukan hipertiroid bukan juga hipotiroid tapi
Kanker tiroid papiler (Pappiliary
Carcinoma Thyroid Dextra). Karena kanker tiroid sehingga dua kelenjar
tiroid riska sudah diangkat dua-duanya sehingga kebutuhan hormon tiroid
terpenuhi oleh hormon sintetis yang dosisnya ditentukan dokter nuklir. Kalau dosisnya
kebanyakan bisa hipertiroid sedangkan kalau dosisnya kekurangan bisa
hipotiroid.
Bulan Mei 2017 kemarin sebelum bulan
Ramadhan riska nimbang berat badan. Ceritanya buat persiapan kira-kira nanti
pasca ramadhan naik berapa kilo ya? Haha dan fualaaaaaa…. Berat badan riska 46
kg. Oke sip emang biasanya juga segituan sih. Normal.
Di Bulan Ramadhan, konsumsi Thyrax
riska pakai pola setelah bangun tidur seperti biasa. Jadi ya kalau mau makan
sahur pukul 04.00 WIB otomatis dua jam sebelumnya harus minum thyrax. Jadi ya
selalu usahakan bangun pukul 02.00 WIB untuk minum thyrax aja abis itu tidur
lagi hehehe sampai nanti pukul 04.00 WIB makan sahur. Gitu terus polanya. Kalau
telat bangun gimana? Ku Cuma makan satu tablet thyrax dan segelas air aja
sebagai menu sahur hiksss… yaudah konsekuensi sih~
Ada satu lagi yang mesti dijaga
ketika puasa. Yaitu jam makan malam terakhir. Karena minum thyrax itu harus
dalam keadaan perut kosong minimal (yang riska tahu) 5-6 jam dari makan terakhir.
Jadi kalau mau minum thyrax pukul 02.00 makan atau ngemil-ngemil malamnya harus
berhenti pukul 22.00 WIB atau lebih baik pukul 21.00 WIB. Hal ini dilakukan
agar penyerapan thyraxnya maksimal. Jadi biasanya aku jam 21.00 udah gak makan
apa-apa. Gitu juga kalau pulang tarawih biasanya pukul 20.30 itu Cuma minum
doang terus istirahat. Selain karena emang punya kebiasaan gak makan berat
setelah pukul 19.00 di bulan-bulan biasa juga ditambah lagi harus prepare badan
buat makan thyrax jam 02.00 jadi yaaa udah biasa lah. Kalau ada lapar-lapar
palsu alias godaan ya tahan aja disugesti aja badannya.
Hal ini bertahan istiqomah
alhamdulillah. Dan aku gak ngerasain pertambahan perut yang semakin maju. Tapi
makin hari makin rata aja nih perut. Ngebatin mah duh kece amat puasa malah
kurusan. Bagus deh nanti lebaran jadi bisa banyak makan “enak” hahaha.
Sampai akhirnya lebaran datanggggg.
Mudik ke jogja dengan makanan serba
manissss. Gapapa sih enak kusuka. Hampir seminggu mudik dan makan-makan enak
nan banyak. Temen-temen aku tahu banget sih porsi makan riska itu sebanyak apa.
Gak yang irit-irit dikit gitu hehe. Satu porsi full aja gimana. Nah sampailah
akhir juni 2017 itu balik lagi ke Bandung. 1 Juli 2017 Abis makan malem asa
penasaran pengen tahu naik berapa kilo sih berat badan yak? Coba-coba kita liat
daaaaan jengjengggg… 41 kg haaaahhhh????? Paraaahhh seumur-umur berat badan aku
kalau pun turun tuh masih di angka 44 atau 43 kg. Abis itu stres berat, masa
iya berat badan 5 Kg anjlok dalam waktu 1 bulan aja????
Searching lah ya ke banyak
literatur, dan bener aja banyak banget indikasi penyakit yang bikin berat badan
bisa tiba-tiba naik atau tiba-tiba turun dalam kurun waktu yang sangat singkat.
Stres curhat sana-sini banyak kemungkinan-kemungkinan yang bikin gaenak tidur
hiks. Akhirnya memberanikan diri curhat ke dokter nuklir yang menangani aku.
R: “Assalammualaikum dok mau tanya kalau berat badan turun drastis itu gejala
hipertiroid bukan ya dok? Berat badan saya turun drastis dok”
D: “Kalau Cuma berat badan aja sih belum tentu hiper, tapi kalau disertai
gejala: tremor, berdebar, keringat banyak, susah tidur, emosi labil, kepanasan
bisa jadi hipertiroid”. Emang dosis euthyraxnya berapa sekarang?”
R: “100 mg dok, semua gejala yang dokter sebutkan paling Cuma kepanasan
aja sih sisanya normal.”
D: “Kalau pengen tahu ada hiper atau tidaknya harus dicek dulu dalam
keadaan minum thyrax, cek aja TSHs dan fT4, khawatir hiper krn pengaruh
supresi thyrax. Kalau ada hiper karena pengaruh thyrax, nanti thyraxnya kita
atur dosisnya”
R: “ Oke dok saya usahain cek TSHs dan fT4 sebelum akhir juli”
Gitu pesan singkat dari dokter. By
the way cek darah TSHs dan free T4 itu mahal gengs haha hampir 700.000 bikin
pusing kan bacanya? Tadinya mau ngusahain pake BPJS aja gitu, tapi da harus
ngurus ke RS daerah dulu minta rujukan BPJSnya trus ngantri registrasi di RSHS
dulu ribet nan pusing. Hasilnya baru keluar biasanya 3-4 hari cik atuh keburu
badan drop sedrop dropnya >.<
Akhirnya setelah berpikir lama dan
baru aja ketemu temen yang kerja di laboratorium aku jadi keingetan 2 bulan
lalu teh dapet diskon pemeriksaan lab all item 25% dari acara seminar tiroid di
RSHS Bandung. Yaudah sih dari pada kelamaan badan makin menyusut kuputuskan
untuk merogoh kocek lebaran wkwk untuk periksa darah di laboratorium swasta di
jl L.LRE Martadinata Bandung. Ya disitulah ya.
- · Pemeriksaan TSHs itu 292.000 (diskonnya 73.000) jadi harga net-nya 219.000
- · Pemeriksaan Free T4 itu 373.000 (diskonnya 93.250) jadi harga net-nya 279.750
Dalam hitungan jam itu hasil lab
udah ada aja sih kece. Aku cek lab kan pukul 08.00 ya nah pukul 13.00 udah bisa
diambil dan langsunglah kirim ke dokter hasilnyaaa
R: “Assalammualaikum dok, ini hasil labnya?”
D: “Iya jadi hiper..”
“Stop aja dulu thyraxnya”
“Bulan depan cek aja tiro, ata dan tshs awal bulan agustus”
R: “jadi jadwal check up nya dimajuin ya dok?”
D: “Iya dimajuin aja, soalnya kamu lagi hiper sekarang. Mendingan stop
daripada turunin dosis”
R: “Iya siap dok”
Jadi penyebab berat badan anjlok
drastis kemarin itu karena hipertiroid. Alhamdulillahnya gak sampai tremor atau
berdebar-debar jantungnya. Cuma emang agak mudah kepanasan aja. Ya insyaAllah getting
better. Hari ini sudah hampir seminggu berhenti dulu minum thyrax
perlahan-lahan berat badan mulai naik. Dengan diberhentikan sementara minum thyrax badan riska dibuat jadi hipotiroid oleh dokter jadi bener-bener kebalikan dari kondisi badan pas kemarin lagi naik-naiknya hormon di badan. Terakhir itu nimbang minggu lalu berat
badan di angka 40,6 kg sekarang sudah 41 kg lebih hampir 42 kg lah. Lumayan gak tulang belulang banget lah badannya kek kemarin hiks
Kamu, juga lekas baik-baik ya 💙
Salam,
Assalamualaikum, saya baru ted tsh dan dinyatakan hipertiroid, dokter langsung bilang operasi, tapi saya takut, oh iya saya tinggal di sukabumi, pasca operasi apakah ada dampak yg serem atau gimanaa gitu, saya sering googling malah jd lebih takut, makasih atas infonya, dulu operasi dimana teh?
BalasHapusWaduh langsung operasi? Memangnya besar sekali ya mbak benjolannya. Padahal Hipertiroid bisa disembuhkan dengan tanpa operasi, pilihan lainnya dengan obat anti tiroid atau terapi iodium radioaktif
HapusMba..saya kena hipertiroid tahun 2012 dan sekarang feb 2018 kambuh lagi. Saya berencana melakukan operasi setelah tiroidnya stabil. Semoga lekas sembuh buat kita mba
BalasHapussudah coba pengobatan dengan terapi iodium radioaktif (ablasi) mbak?
Hapus