Cerita pertama 2019. Bismillah
Cerita ini ditulis semata-mata sebagai pengingat pribadi
tentang tahapan yang harus dilakukan untuk mengurus rujukan online hingga bisa
berobat ke RSHS dengan BPJS.
Riska adalah pasien lama yang sudah punya rekam medis di RSHS
Bandung. Namun selama apapun sudah tercatat pernah berobat ke RSHS yang
notabene disini merupakan RS Tipe A, tahapannya tetaplah dimulai dari Faskes I.
Tahapan singkatnya sebagai berikut:
- Pastikan BPJS kita pembayarannya lancar tidak menunggak
- Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengurus rujukan online mulai dari FASKES 1 (Fasilitas Kesehatan Tingkat 1). FASKES 1 itu sendiri bisa berupa Puskesmas, klinik, dokter umum, atau rumah sakit tipe D. Biasanya, FASKES 1 Anda telah tertera pada kartu BPJS milik kita pribadi.
- Pastikan Kondisi kita memerlukan penanganan lebih lanjut, kita akan langsung dirujuk ke rumah sakit yang bekerja sama dengan BPJS. Biasanya dirujuk dokter spesialis ke RS Tipe C atau RS Umum Daerah
- Langkah selanjutnya adalah meminta rujukan online dari dokter spesialis RS Tipe C atau RSUD tersebut untuk mendapat rujukan online ke RSHS (RS Tipe A). Oiya yang harus diingat pengurusan rujukan online ini hanya untuk berobat 90 hari ke depan. Setelah 90 hari maka wajib membuat rujukan baru dari Faskes I lagi
Nah, Setidaknya empat tahapan itulah yang harus dipenuhi.
Untuk pengalaman Riska pribadi dimulai dari perjuangan mengantre dari pukul
05.30 di Klinik dekat rumah Faskes I. Kalau mau agak kosong pilih hari Jumat
atau Sabtu. Kemarin Riska memilih hari Jumat. Minta bantuan ibu untuk booking
antrian dari pukul 05.30. Pukul 06.30 WIB Riska gantikan ibu untuk kemudian
menunggu pukul 07.00 saat antrian kertas bisa dibagikan.
Klinik Faskes I. Apa saja yang harus dibawa?
Surat Rujuk Balik dari RSHS/ Salinannya (Kalau Riska bawa kertas kuning dari Poli Kedokteran Nuklir yang setahun sebelumnya sudah diresepkan dokter). Berkas tersebut harus dilampirkan saat meminta rujukan. Mintalah dokter bertugas yang paling sedikit pasiennya karena kita kan fokusnya hanya meminta rujukan. Biasanya dokter mulai praktek pukul 08.15 nah sebelumnya ke perawat dulu untuk cek tensi darah dan berat badan.
Surat Rujuk Balik dari RSHS/ Salinannya (Kalau Riska bawa kertas kuning dari Poli Kedokteran Nuklir yang setahun sebelumnya sudah diresepkan dokter). Berkas tersebut harus dilampirkan saat meminta rujukan. Mintalah dokter bertugas yang paling sedikit pasiennya karena kita kan fokusnya hanya meminta rujukan. Biasanya dokter mulai praktek pukul 08.15 nah sebelumnya ke perawat dulu untuk cek tensi darah dan berat badan.
Setelah mendapat surat rujukan dari dokter, bawa berkas tersebut
ke bagian staf rujukan online, maka otomatis rujukan tersebut akan langsung
terinput di rumah sakit tujuan. Kalau Riska biasanya dirujuk ke dokter
spesialis dalam. Di hari yang sama langsung bawa kartu pasien dan surat rujukan
tersebut untuk minta antrian spesialis dalam di bagian reservasi bagian
spesialis. Minta aja jadwal dokter yang antriannya paling sedikit karena sekali
lagi kita Cuma mau minta rujukan.
Riska kemarin mendapat antrian hari Selasa. Dokter spesialis
dalamnya mulai praktek pukul 10.00 WIB. Sehingga maksimal pukul 09.30 harus
sudah hadir di Rumah sakit untuk masuk ke ruang perawat di cek tensi dan berat
badan dan sampaikan maksud kita untuk meminta rujukan.
RS Tipe C/ RSUD. Apa saja yang harus dipersiapkan?
Bawa surat rujukan online dari Klinik Faskes I dan Salinan Surat Rujuk Balik dari RSHS (RS Tipe A kalau ada). Kalau Riska bawa fotokopian kertas kuning dari Poli Kedokteran Nuklir yang mengharuskan september 2019 harus kontrol. Salinan tersebut akan dilampirkan di rekam medis kita. Fyi, sekarang kalau minta rujukan aja ternyata gak harus ketemu sama dokternya (ini di rumah sakit tempat riska minta rujukan ya) soalnya gak sampai 10 menit perawatnya langsung kasih rujukan tanpa riska harus tatap muka dengan dokter. Oiya lagi-lagi rujukan ini harus diurus di bagian informasi rujukan untuk langsung dibuat rujukan online ke RSHS. Nanti dibawahnya ada keterangan sisa hari rujukan.
Bawa surat rujukan online dari Klinik Faskes I dan Salinan Surat Rujuk Balik dari RSHS (RS Tipe A kalau ada). Kalau Riska bawa fotokopian kertas kuning dari Poli Kedokteran Nuklir yang mengharuskan september 2019 harus kontrol. Salinan tersebut akan dilampirkan di rekam medis kita. Fyi, sekarang kalau minta rujukan aja ternyata gak harus ketemu sama dokternya (ini di rumah sakit tempat riska minta rujukan ya) soalnya gak sampai 10 menit perawatnya langsung kasih rujukan tanpa riska harus tatap muka dengan dokter. Oiya lagi-lagi rujukan ini harus diurus di bagian informasi rujukan untuk langsung dibuat rujukan online ke RSHS. Nanti dibawahnya ada keterangan sisa hari rujukan.
Surat Rujukan dari Dokter Spesialis |
Surat Rujukan Online dari Administrasi Rumah Sakit |
RS Tipe A/ RSHS. Apa yang harus dipersiapkan?
Untuk pasien lama, Reservasi Online aja di RSHS Mobile. Isi nomor rekam medis kita kemudian tanggal lahir dan pilih tujuan poliklinik. Pastikan nomor telepon yang tertera di RSHS Mobile mu merupakan No HP yang ada di kartu SIM 1 ya. Nanti nomor antrian Reservasi online kita otomatis masuk SMS ya yang harus dilampirkan pada petugas pendaftaran. Bawa juga salinan2 rujukan minimal 2 (dua) lembar.
Untuk pasien lama, Reservasi Online aja di RSHS Mobile. Isi nomor rekam medis kita kemudian tanggal lahir dan pilih tujuan poliklinik. Pastikan nomor telepon yang tertera di RSHS Mobile mu merupakan No HP yang ada di kartu SIM 1 ya. Nanti nomor antrian Reservasi online kita otomatis masuk SMS ya yang harus dilampirkan pada petugas pendaftaran. Bawa juga salinan2 rujukan minimal 2 (dua) lembar.
Tapi eh tapi, ternyata kirain bakalan kayak dulu yang kita
dateng langsung dipanggil ternyata pukul 08.00 WIB tiba-tiba yang dipanggil antrian
RATUSAAAAN? HALAAAH trus apa kabar antrianku. Akhirnya inisiatif lah ya ke
depan nanya ke petugas ternyata bisa langsung ke poli kedokteran nuklir aja gak
perlu ke poli anggrek widiiiwww mantap ugaaa.
Pukul 08.10 WIB langsung ke Poli kedokteran Nuklir dan nama
kita udah ada aja di ibuk administrator dong. Tapi meskipun kita sudah ada
datanya tetep harus ke Loket no 12 Poli Anggrek untuk minta cetakan Surat Eligibilitas
Peserta. Yaudah balik lagi kan. 08.20 akhirnya bisa pengambilan darah. Oiya
karena Riska diminta USG tiroid dan leher juga akhirnya sekalian lah minta ibu
administrasi untuk acc (Cap) di lembaran USG baik yang aslinya maupun salinan.
Bawa salinan lembaran perintah usg minimal 2 (dua) lembar ya.
Berkas Pengajuan USG |
Setelah selesai pengambilan darah di kamar A, perawat akan
memberikan lembaran untuk pengambilan hasil. Waktu itu Riska ambil darah Selasa,
jadi hasilnya hari Jumat pukul 11.00 baru jadi estimasinya. Meskipun akhirnya
diambil pukul 10.00 juga udah jadi sih hasilnya kemarin.
Setelah selesai di poli kedokteran Nuklir perjuangan
selanjutnya adalah meminta jadwal USG Leher dan Tiroid yang sekarang pengaturan
jadwal ada di gedung Radiologi lantai 1. Nanti taruh kertas pengajuan kita ke
loket “PENJADWALAN USG”
kemudian setelah mendapat jadwal langsung taruh berkasnya di loket “PENGAMBILAN MAP USG”
nanti di loket tersebut akan diberikan map putih khusus USG bertuliskan nama pasien.
Setelah mendapatkan Map nanti akan diarahkan dimana tempat USG nya. Kalau Riska di USG di gedung Cardiac Center lantai 3 tinggal nyebrang dari Radiologi. Sesampainya di lorong USG taruh berkas kita di keranjang merah di tengah-tengah ya. Itu untuk menentukan antrian.
Penjadwalan USG, CT SCAN, MRI RSHS |
kemudian setelah mendapat jadwal langsung taruh berkasnya di loket “PENGAMBILAN MAP USG”
Loket Pengambilan MAP |
nanti di loket tersebut akan diberikan map putih khusus USG bertuliskan nama pasien.
Map Putih USG |
Setelah mendapatkan Map nanti akan diarahkan dimana tempat USG nya. Kalau Riska di USG di gedung Cardiac Center lantai 3 tinggal nyebrang dari Radiologi. Sesampainya di lorong USG taruh berkas kita di keranjang merah di tengah-tengah ya. Itu untuk menentukan antrian.
Qadarallah, hari itu yang USG 70 pasieeeen donggg. Gak
ngerti gimana penjadwalannya tapi ini sungguh melelahkan baik pasien maupun dokter.
Sampai akhirnya setelah satu jam menunggu ada pengumuman kalau USG leher, tumor
dan benjolan dilakukan bada dzuhur karena tidak harus puasa. USG didahulukan pasien
yang harus puasa.
Akhirnya memutuskan untuk makan di kantin Cardiac di lantai
1. Makan Soto Lamongan Rp25.000 aja lumayan pas di kantong dan enak di perut.
Gak lama adzan dzuhur akhirnya meluncur ke Masjid Asy-Syifa. Pukul 12.30 langsung
ke lantai 3. Dan ternyata makin PENUHHHH. Sekian perjuangan akhirnya 13.45
dipanggil juga dan alhamdulillah hasil USG nya BERSIHHH. Keluar ruangan pukul
14.00 WIB alhamdulillah.
Semua hasil darah dan USG leher jadi hari Jumat. Sampai jumpa di cerita lanjutannyaaa...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar