• Kontrol Tiroid 6 bulanan ke 3 Pasca Ablasi


    9 Februari 2017
    Ini kali ketiga rawat jalan menggunakan fasilitas BPJS

    Setelah pendaftaran yang melelahkan selesai. Langsung berjalan cepat menyusuri lorong menuju IGD yang tepinya menuju lorong perjumpaan berbagai ilmu kedokteran. Langkahku seperti otomatis belok kanan setelah keluar dari pintu IGD. Di depan tepat tertulis “kedokteran nuklir”.

    Check up tiroid kali ini sama seperti cek 6 bulan yang lalu. Sebulan sebelum pemeriksaan diharuskan berhenti meminum thyrax (hormone sintetis). Hal ini dilakukan untuk melihat apakah thyrax bekerja dengan baik atau tidak dalam tubuh sekaligus melihat apakah ada kekambuhan dari sisa-sisa kanker. Oiya anyway fungsi thyrax ini selain menggantikan produksi hormon tiroid juga berfungsi menekan kerja kanker yang coba-coba nakal mau tumbuh.

    Setelah menyerahkan surat eligibilitas pasien ke pendaftaran kedokteran nuklir, ibu admin memintaku membayar ke poli Anggrek tepatnya 200 meter dari gedung kedokteran Nuklir. Bukan bayar untuk pemeriksaan darah, hanya untuk konsultasi dokter spesialis sebesar Rp150.000,- (Biaya konsultasi ini naik per Januari 2017, tahun sebelumnya cuma 120.000). Biaya cek darahnya sudah ditanggung BPJS soalnya lumayanlah kalau gak pake BPJS bayarnya bisa hampir satu juta.

    Setelah pembayaran, selang 10 menit namaku dipanggil untuk segera memasuki ruang suntik. Seperti biasa diambil darah untuk mengecek TSHs, Tyroglobulin dan Anti Tyroglobulin. “Hasilnya jadi satu minggu kemudian sekaligus ketemu kontrol Dokter ya” jelas perawat cantik dihadapanku.


    20 Februari 2016
    Hari ini hasil lab sudah keluar, entah kenapa selalu was-was menunggu hasil lab. Pengambilan hasil baru dibuka pukul 10.00 WIB jadi ya masih sekitar satu jam lagi gak apa-apalah lagi pula hari ini bukan Cuma sekedar mengambil hasil tapi juga kontrol dan konsultasi ke Dr Erwin menanyakan bagaimana hasilnya. Baik atau kah ada kemungkinan kurang baik? 
    Setengah jam berlalu bercuap sana sini, akhirnya namaku dipanggil, padahal belum jam 10.00 aku membatin. Tapi tak apalah aku senang-senang saja. Inilah hasil laboratoriumnya Berikut ini hasilnya:


    Anti Tiroglobulin : 45.5 IU/ml (N < 100   IU/ml)
    TsHs                     : >50 ulu/ml (N 0.3 - 0.5 ulu/mL)
    Tiroglobulin         : 0.3 ng/ml (N <50 ng/ml)


    Ya Allah kenapa Anti Tiroglobulinnya naik lagi? Padahal 6 bulan lalu nilai Anti tiroglobulinnya 34.7 kenapa sekarang naik lagi ya. Memang sih angkanya masih dibawah rujukan tapi setiap pasien tuna tiroid (tidak memiliki tiroid) seperti saya rujukannya beda lagi. Intinya setiap pasien memiliki nilai rujukannya masing-masing. Jadi kalau ada masalah apa dengan tubuh pastikan sudah bertanya pada dokter yang menangani kita. Tidak bertanya pada pasien lain misalkan karena setiap orang memiliki masalah gangguan yang berbeda pula. Kata dokter kalau makin lama dibiarkan bisa-bisa nominal anti tiroglobulin bisa tembus nilai rujukan. Kan berarti ada apa-apa.

    Setengah jam setelah menerima hasil lab, akhirnya dokter bisa menemui saya juga. Tampaknya Dr. Erwin sedang melayani konsultasi alhasil saya masih harus ditensi dan ngobrol dulu sama mas-mas asisten dokter. 
    "Selama enam bulan ini ada keluhan apa gak?"
    "Baik banget semuanya dok, gak sakit, gak pusing, gak pegal-pegal, gak keram juga saya baik-baik banget dok alhamdulillah"
    "Wuah bagus banget dong kalau gitu"
    "Iya dok cuma takutnya saya cuma gak dirasa-rasa itu kan yang malah bahaya"
    "Iya sih tapi ngomong-ngomong Hasilnya bagus rianita" ujar si mas"
    "Bagus yang mananya dok? hasilnya lebih jelek dari 6 bulan lalu tau."
    "Oh iya deng, kenapa ya?"
    "Gak Tau deh" ujarku lesu seraya menunduk

    "Hai Rianita apa kabar?" sapaan dokter membuyarkan lamunanku seketika. "Duh dokter. Alhamdulillah baik dok" Jawabku seraya membenarkan posisi jilbab. Rasa-rasanya kalau dokternya cewek udah pengen curhat ngalor ngidul deh saking was-was dan pengen banget mencurahkan segala rasa haha #lebay. Tapi it's okay. Aku sama Dokter Erwin aja. Setibanya di ruangan dokter langsung mengernyitkan dahi menatap secarik kertas hasil tes lab. Lengang sejenak.
    “Hasilnya kurang bagus, kamu gimana sih minum obatnya?"
    "Minum obat (thyrax) dalam keadaan perut kosong dan makan lagi 2 jam setelahnya dok"
    "Hmmm bener sih, Hasilnya termasuk bagus tapi kalau kita membiarkan angka ini terus menerus naik bisa-bisa bahaya."
    “Takutnya ada kekambuhan, sebulan lagi kamu USG leher dan tiroid ya setelah itu 5 bulan berikutnya kamu cek lab seperti biasa kalau ada apa-apa kita sidik seluruh tubuh”
    “Iya dok” jawabku lesu
      


    To be continued....



    Salam,

    Senja Januari
  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Cari Apa?