• Jalan Hijrah Ali Banat "Gifted with cancer"

    Bismillahhirrahmaanirrahiim
    Kisah ini aku dapatkan dari televisi swasta yang menayangkan kisah hijrahnya yang luar biasa menggetarkan hati yang mendengarnya. Semuanya berawal dari kanker. So touching story. I know how hard it is. Rasanya divonis kanker di usia MUDA. Takdir yang Allah tetapkan untuk sesiapa yang menurut-Nya pantas menerimanya. Tak sembarang orang tentunya. Orang pilihan.

    Izinkan saya berbagi inspirasi tentang sosok inspiratif kali ini. Namanya Ali Banat. Seorang pemuda muslim asal australia. Hidupnya bisa dikatakan hidup yang diimpi-impikan kebanyakan orang. Kehidupan yang SEMPURNA. Hidup bergelimang harta, kemewahan dimana-mana karena kesuksesan usahanya. Mungkin kita tak akan percaya sebelum melihat koleksi barang mewah di kamarnya. Sepatu-sepatu bermerek seharga 1,300 US Dollar, Mobil Ferrari yang menghiasi depan rumahnya seharga 600,000 US Dollar atau bahkan sandal toilet pun rela dibelinya seharga 700 US Dollar. Luar biasa.

    Hingga tiba suatu masa, Allah memberikan "Hadiah" kepada Ali Banat. Sebuah hadiah berupa vonis kanker stadium 4 yang menggrogoti tubuhnya. Kanker stadium 4 yang saya ketahui, merupakan kanker yang bisa dikatakan tingkat mukjizat. Maksudnya apa? maksudnya bisa saja dia sembuh tapi itu karena mukjizat. Karena sudah terlalu meluasnya penyebaran kanker. Setelah mendengar vonis itu, dia menziarahi makam temannya yang meninggal karena kanker. Dia begitu menyesal menangisi masa lalunya. Mempertanyakan untuk apa harta-harta berlimpahnya, percuma saja dikumpulkan sebanyak-banyaknya jika tak ada yang bisa menolongnya selamat di akhirat kelak.

    Salah satu motivasi bagi banyak orang umumnya dan bagi saya penderita kanker khususnya adalah jawaban Ali ketika di tanya seorang Syeikh tentang kehidupannya, dia menjawab:

    “Allah telah memberiku Hadiah, Alhamdulillah, Dengan menghadiahkan Sakit Kanker pada Setiap tubuhku, Setelah itu, aku Bertekad untuk merubah Hidupku secara Sempurna untuk Orang Fakir.

    Ketika Syeikh itu menanyakan kembali, Mengapa engkau namai penyakit ini dengan Hadiah ? Kemudian Ali menjawab

    “Alhamdulillah, Aku anggap ini Hadiah Karena…” Dia terdiam sambil menangis, Lalu melanjutkan jawabannya “Alhamdulillah, Aku anggap ini hadiah karena Allah masih memberikanku kesempatan kepadaku untuk berubah.” 
     
    Syaikh itu keluar, Kemudian dia menanyakan sambil menunjuk ke Arah Mobil Ferrari yang Harganya $600.000  “Wahai Ali, apa yang engkau Rasakan ketika melihat ini ?”

    Dengan santai, Ali Menjawab
    Bermimpi untuk menyupir ini, tidak pernah terbetik dalam Benakku lagi, aku tidak ingin melakukan ini kembali”

    “Setelah dikabarkan bahwasanya engkau sakit dan tidak bisa hidup lama lagi, Demi Allah ini adalah Akhir dari minat kamu, Sudah seharusnya kita Hidup tidak Mewah” Sambung Ali

    Kemudian Syaikh bertanya lagi

    “Akan tetapi orang-orang ingin menaikinya, ingin memilikinya, dan ingin Mengendarainya ?”

    Ali Menjawab

    “Demi Allah, mereka telah berharap tujuan yang salah, dan mereka tidak akan tahu, kecuali ketika telah ditimpa penyakit yang akan menghabiskan masa Hidup mereka, Ketika mereka tahu bahwa semua ini tidaklah bermanfaat untuk mereka”


    Ketika Syaikh bertanya berapa harga mobil itu di hatimu, dengan mudah Ali menjawab
    “Ini tidaklah berharga seperti harga sandal toilet yang aku Hadiahkan untuk anak Fakir Afrika, Demi Allah, Senyum anak itu karena Sandal tersebut sama dengan harga semua Mobil ini, Wallahil A’adziim”

    Sungguh sejujurnya selama aku menyaksikan tayangan ini di televisi, air mataku terus saja menderas. Melihat ketangguhan ikhtiar seorang pejuang kanker menghadapi takdir hidupnya. Dia hijrah dengan meninggalkan segala macam kemewahan hidupnya dulu. Kini Ali berhijrah mengabdikan diri sepenuhnya di jalan Allah. Dia meninggalkan bisnisnya, menyumbangkan barang-barang mewahnya untuk orang-orang fakir di negara-negara miskin. 

    Ali mendirikan sebuah komunitas nirlaba bernama Muslim Arround The World (MATW). MATW mendirikan masjid-masjid, sekolah-sekolah, rumah sakit untuk para fakir hingga sebuah desa yang dibuat khusus untuk ratusan janda-janda. Semua donasi disampaikan untuk disedekahkan sedangkan fee didapat dari sponsorship. Dia menyalami anak-anak fakir yang kurus dengan hidup yang mungkin terlihat tak layak. Dia membantu banyak orang walaupun dia tau dokter telah memvonis kehidupannya tinggal 7 bulan lagi (pertama kali video ini di share November 2015). Berarti jika takdir ajalnya telah sampai, tahun 2016 ini lah Ali akan pulang ke kampung halamannya. Kampung akhirat. 

    Kisah ini mengajarkan, agar jangan pernah menunggu Allah memberi cobaan pada kita untuk mengubah kita menjadi manusia yang lebih baik. Jangan pernah berputus asa meski ujung penghidupan kehidupan kita telah terpampang di depan mata. Kejarlah ujung kesimpulan terbaik, khusnul khatimah. Aku berdoa semoga Ali senantiasa Allah beri kekuatan dan kebermanfaatan untuk sebanyak-banyaknya umat serta Allah pulangkan ia dalam keadaan khusnul khatimah kelak aaamiin.






    sumber:
    Mozaik Islam Trans TV
    http://www.ciibroadcasting.com
    https://www.gofundme.com/matwproject
    kabarsalam.com
  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Cari Apa?